Keanekaragaman Serangga Tanah di Jalur Interpretasi Ciwalen Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Jawa Barat
DOI:
https://doi.org/10.24843/metamorfosa.2024.v11.i01.p15Keywords:
Kata kunci: AS-SLLS, keanekaragaman, Pitfall Trap, serangga tanahAbstract
Jalur Interpretasi Ciwalen Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan habitat yang bagus untuk berbagai hewan, salah satunya serangga tanah. Serangga tanah berperan sebagai dekomposer memiliki jumlah yang melimpah sekitar 15% yang telah diketahui di Indonesia. Serangga ini memiliki habitat yang bervariasi seperti di permukaan tanah, di bawah serasah, di kulit kayu lapuk dan di beberapa bagian tumbuhan. Keberadaan serangga tanah dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sebagai habitat hidupnya. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk menentukan keanekaragaman serangga tanah di Jalur Interpretasi Ciwalen TNGGP. Penelitian dilaksanakan selama seminggu di Jalur Interpretasi Ciwalen TNGGP dengan transek sepanjang 100 meter. Metode penelitian yang digunakan yaitu Pitfall Trap dan Active Searching-Soil and Leaf Litter Sieving (AS-SLLS). Data hasil tangkapan serangga tanah dianalisis menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-Winner, Indeks Kemerataan Evennes dan Indeks Dominance of Simpson. Hasil penelitian keanekaragaman serangga tanah diperoleh sebanyak 453 individu, diklasifikasikan ke dalam 7 ordo dan 12 famili. Keanekaragaman serangga tanah tinggi didapatkan dari metode AS-SLLS dengan nilai 1,42, sedangkan metode Pitfall Trap dikategorikan keanekaragaman rendah dengan nilai 0,79, dikarenakan ada famili Formicidae yang mendominasi. Hasil pengukuran abiotik di lokasi penelitian menunjukkan kondisi yang optimal. Penentuan  keanekaragaman serangga tanah lebih baik menggunakan metode AS-SLLS. Jalur Interpretasi Ciwalen TNGGP memiliki habitat yang mendukung kehidupan serangga tanah