Perbandingan Kualitas Pengeringan Biji Kopi Arabika (Coffea arabica L.) dengan Para-Para dan Pengeringan Konvensional
DOI:
https://doi.org/10.24843/JBETA.2025.v13.i01.p02Keywords:
kopi arabika, pengeringan, konvensional, kualitas, para-paraAbstract
Kopi Arabika Kintamani merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang telah mendapatkan status indikasi Geografis karena cita rasa dan karakteristik khas daerahnya. Namun,kualitas biji kopi Arabika dari wilayah ini masih menghadapi tantangan, terutama dalam memenuhi standar kadar air menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-2907-2008), yaitu maksimal 12,5%. Proses pengeringan merupakan tahapan pascapanen yang sangat krusial karena secara langsung mempengaruhi kadar air dan mutu akhir biji kopi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan suhu,kelembaban,intensitas cahaya,kadar air, dan kualitas biji kopi Arabika yang dikeringkan menggunakan metode para-para dan metode konvensional (penjemuran langsung diatas terpal). Analisis data dilakukan menggunakan aplikasi Microsoft Excel dengan pendekatan deskriptif, dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk mempermudah interpretasi. Penelitian ini dilakukan dengan empat perlakuan, yaitu P0 (metode konvensional), P1 (rak atas), P2 (rak tengah), dan P3 (rak bawah). Hasil menunjukan bahwa P1 memiliki suhu rata-rata tertinggi (37,5°C), kelembaban terendah (49,8%), dan intensitas cahaya tertinggi (136,5 lux), sehingga menghasilkan kadar air akhir paling rendah yaitu 11,2%. Sebaliknya, P3 mencatat suhu terendah (34,9°C), kelembaban tertinggi (57,2%), dan intensitas cahaya terendah (63,0 lux), dengan kadar air akhir mencapai 16,9%. Perlakuan P0 dan P2 menunjukkan kadar air akhir masing-masing sebesar 15,8% dan 14,1%. Metode para-para, khususnya pada rak atas (P1) dan rak tengah (P2), terbukti lebih efektif dan higienis dalam menurunkan kadar air secara merata serta mempertahankan mutu biji kopi dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional (P0). Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi praktis dalam peningkatan mutu pengeringan kopi Arabika, yang diharapkan dapat membantu petani dalam memilih metode pengeringan yang efektif dan sesuai dengan standar mutu Nasional.
Kintamani Arabica coffee is one of Indonesia’s leading commodities that has obtained Geographical Indication status due to its distinctive taste and regional characteristics. However, the quality of Arabica coffee beans from this region still faces challenges, particularly in meeting the moisture content standard according to the Indonesian National Standard (SNI 01-2907-2008), which sets a maximum of 12.5%. The drying process is a crucial post-harvest stage as it directly affects the moisture content and final quality of the coffee beans. This study aims to compare temperature, humidity, light intensity, moisture content, and the quality of Arabica coffee beans dried using the para-para method and the conventional method (direct sun-drying on tarpaulin). Data analysis was conducted using Microsoft Excel with a descriptive approach, and the results were presented in tables and graphs to facilitate interpretation. The study involved four treatments: P0 (conventional method), P1 (top rack), P2 (middle rack), and P3 (bottom rack). The results showed that P1 had the highest average temperature (37.5°C), the lowest humidity (49.8%), and the highest light intensity (136.5 lux), resulting in the lowest final moisture content of 11.2%. Conversely, P3 recorded the lowest temperature (34.9°C), highest humidity (57.2%), and lowest light intensity (63.0 lux), with a final moisture content of 16.9%. Treatments P0 and P2 showed final moisture contents of 15.8% and 14.1%, respectively. The para-para method, particularly the top (P1) and middle racks (P2), proved to be more effective and hygienic in reducing moisture content evenly and maintaining the quality of the coffee beans compared to the conventional method (P0). The findings of this study provide practical recommendations for improving the drying quality of Arabica coffee, which is expected to assist farmers in selecting effective drying methods that comply with national quality standards.
References
Agustina, R., Syah, H., & Moulana, R. (2016). Karakteristik Pengeringan Biji Kopi Dengan Pengering Tipe Bak Dengan Sumber Panas Tungku Sekam Kopi Dan Kolektor Surya. Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian, 1(1), 20–27
Anggia, M., & Wijayanti, R. (2023). Studi proses pengolahan kopi metode kering dan metode basah terhadap rendemen dan kadar air. Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmiah Eksakta, 2(2). https://doi.org/10.47233/jppie.v2i2.996
Arifin, Z., & Iskandar, I. (2019). Pengaruh suhu dan kelembaban terhadap kualitas pengeringan biji kopi. Jurnal Teknologi Pertanian, 10(2), 123–130.
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2023). Statistik Kopi Indonesia 2022. Diakses 29 Oktober 2024 dari https://www.bps.go.id/publication/2022/11/30/statistik kopi indonesia 2022.html
Brooker, D. B., Chedsey, J. C., et al. (1992). Coffee processing: A review of the current state of knowledge. In Coffee: Botany, Biochemistry and Production of Beans and Beverage (123–145). Wiley.
Clarke, R., & Vitzthum, O. G. (2008). Coffee: Recent Developments ( 45–67).
Dipa, D. C. K., Koehuan, V. A., & Dwinanto, M. M. (2021). Rancang bangun dan analisis kinerja rumah pengering kopi tipe efek rumah kaca dengan mekanisme konveksi paksa. Jurnal Teknik Mesin, 8(1), 1–10.
Endri Yani, & Fajrin, S. (2013). Karakteristik pengeringan biji kopi berdasarkan variasi kecepatan aliran udara pada solar dryer. Jurnal Teknik, 20(1), 17–22. http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/41292/1/Fulltext.pdf
Erdiansyah, H. S., & Widodo, R. (2023). Analisis mutu biji kopi di Indonesia. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/23036.
Hendri Syah, Agustina, R., & Moulana, R. (2016). Rancang bangun pengering surya tipe bak untuk biji kopi. Jurnal USK. https://jurnal.usk.ac.id/RTP/article/download/4382/3765 Jurnal Pendidikan Tambusai. (2022). Analisis metode pengurangan kadar air pada biji kopi. Jurnal Pendidikan Tambusai.
Jurnal Pendidikan Tambusai. (2022). Analisis metode pengurangan kadar air pada biji kopi. Jurnal Pendidikan Tambusai.
Kakomole, J. B. (2021). Karakteristik pengeringan biji pala (Myristica fragrans H) menggunakan alat pengering energi surya tipe rak. Jurnal Cocos, 1(1). https://doi.org/10.35791/cocos.v1i1.521
Mardhiah, N., Nugroho, A., & Kusuma, R. (2019). Pengaruh suhu dan lama penyangraian terhadap karakteristik sifat fisik dan kimia biji kopi robusta. Journal of Widya Mataram University, 3(2), 123–130. https://doi.org/10.37631/agrotech.v3i2.283.
Mardiana, R., Nurhidayah, N., & Pramono, A. (2021). Optimalisasi desain pengering untuk meningkatkan kualitas biji kopi. Jurnal Teknologi Pangan, 8(4), 234–240.
Rachmaningtyas, L. (2023). Intention, impact and commitment in geographical indication of origin: The case of Kintamani Bali Arabica coffee. Sasongko, M. N., et al. (2016). Pengeringan biji kopi berbasis mikro hidro. Jurnal Pertanian dan Lingkungan, 9(1), 25–30.
Rahardjo, A. (2012). Pengaruh suhu dan lama waktu sangrai terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik kopi robusta (Coffea canephora P) dari Desa Colo, Kudus. Jurnal Teknologi Pertanian, 5(1), 45–56. http://repository.usm.ac.id.
Sasongko, M. N., et al. (2016). Pengeringan biji kopi berbasis mikro hidro. Jurnal Pertanian dan Lingkungan, 9(1), 25–30
Sihombing, B. S., Sumarno, Kirana, I. O., Poningsih, & Irawan. (2022). Rancang bangun alat pengering biji kopi berbasis mikrokontroler Arduino Uno. Jurnal Ilmiah Teknik dan Ilmu Komputer, 1(1). https://doi.org/10.55123/storage.v1i1.155.
Wiley-Blackwell. Dipa, D. C. K., Koehuan, V. A., & Dwinanto, M. M. (2021). Rancang bangun dan analisis kinerja rumah pengering kopi tipe efek rumah kaca dengan mekanisme konveksi paksa. Jurnal Teknik Mesin, 8(1), 1–10.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
License Term
All articles published in Jurnal Beta (Biosistem dan Teknik Pertanian) are open access and licensed under the Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY 4.0). This means that anyone is free to:
-
Share — copy and redistribute the material in any medium or format.
-
Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
However, this is granted under the following conditions:
-
Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
-
No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.
By submitting an article to Jurnal Beta (Biosistem dan Teknik Pertanian), authors agree to the publication of their work under this open access license. The authors retain the copyright of their work, but grant Jurnal Beta (Biosistem dan Teknik Pertanian) the right of first publication.
For more information about the CC BY 4.0 license, please visit the official website: https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/